Speciallized Article
Apa Itu Uji Riksa Crane: Inspeksi dan Load Test
Apa Itu Uji Riksa Crane: Inspeksi dan Load Test
Crane merupakan salah satu alat berat yang memiliki peran penting dalam berbagai industri, seperti manufaktur, konstruksi, dan sektor panas bumi. Dengan fungsi utamanya sebagai alat angkat dan pemindah beban berat, crane harus selalu dalam kondisi optimal agar tidak menimbulkan risiko kecelakaan kerja.
Salah satu langkah yang harus dilakukan untuk memastikan keamanan dan keandalan crane adalah melalui uji riksa, yaitu proses inspeksi dan sertifikasi yang bertujuan untuk menilai kelayakan alat sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku. Proses ini diwajibkan dalam berbagai regulasi, termasuk Permenaker No. 8 Tahun 2020 dan Permen ESDM No. 33 Tahun 2021.
Apa Itu Uji Riksa Crane
Uji riksa crane adalah pemeriksaan teknis yang dilakukan untuk memastikan bahwa crane dapat beroperasi dengan aman dan efisien. Inspeksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya potensi kerusakan, keausan, atau cacat struktural yang dapat membahayakan pekerja serta menghambat proses operasional.
Di Indonesia, uji riksa crane diatur dalam beberapa regulasi, di antaranya:
1. Permenaker No. 8 Tahun 2020 mengatur tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam penggunaan pesawat angkat dan angkut, termasuk crane. Regulasi ini mewajibkan perusahaan untuk melakukan inspeksi secara berkala guna memastikan alat berat yang digunakan tetap memenuhi standar keselamatan.
2. Permen ESDM No. 33 Tahun 2021 yang berlaku untuk sektor panas bumi, mengatur tentang aspek keselamatan dalam penggunaan alat berat di industri energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE).
Melalui inspeksi yang sesuai standar, perusahaan dapat menghindari risiko kecelakaan, menjaga efisiensi operasional, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Jenis-Jenis Uji Riksa Crane
PT Krenusa Integritas Servis menyediakan dua jenis utama uji riksa crane sesuai dengan kebutuhan industri, yaitu:
1. Uji riksa awal dilakukan pada crane baru, baik yang berasal dari pabrikan maupun unit yang disewa dari penyedia rental, sebelum digunakan di lapangan.
2. Uji riksa berkala wajib dilakukan setiap tahun atau sesuai dengan regulasi yang berlaku, terutama jika crane mengalami pergerakan atau digunakan dalam kondisi kerja yang berat.
Pemeriksaan berkala ini penting untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kerusakan akibat pemakaian jangka panjang yang dapat membahayakan pekerja dan menghambat produktivitas perusahaan.
Proses Uji Riksa Crane
Pada umumnya proses uji riksa crane yang dilakukan meliputi:
1. Pengujian visual untuk mendeteksi retakan, deformasi, atau keausan pada struktur crane.
2. Pengujian tidak merusak (Non-Destructive Testing/NDT) menggunakan metode seperti Magnetic Particle Testing, Dye Penetrant Testing, dan Ultrasonic Flaw Detector untuk mendeteksi cacat dan ketidaksempurnaan pada crane.
3. Uji fungsi guna memastikan setiap komponen mekanis dan sistem kontrol crane berfungsi sesuai dengan spesifikasi pabrikan.
4. Rocking test untuk mengukur kestabilan dan pergerakan crane saat dioperasikan.
5. Uji beban guna memastikan crane mampu mengangkat beban sesuai dengan kapasitas yang ditentukan.
6. Wire rope test untuk mengevaluasi kondisi tali baja atau rantai pengangkat guna menghindari risiko putus saat digunakan.
Setelah seluruh tahapan uji riksa selesai, PT Krenusa Integritas Servis akan memberikan sertifikat kelayakan sebagai bukti bahwa crane telah memenuhi standar keselamatan dan siap digunakan dalam operasional industri.
Dengan pengalaman yang luas di berbagai sektor industri, PT. Relasi Teknik Indonesia berkomitmen untuk membantu perusahaan dalam memastikan kepatuhan terhadap regulasi serta meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional.
Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan layanan uji riksa crane yang profesional dan terpercaya.
